Tuesday, January 9, 2007

Ungkapan-ungkapan bathil

Dalam percakapan sehari-hari tak jarang kita mendengarkan ungkapan-ungkapan yang diucapkan seorang yang mengaku beragama islam, yang tanpa disadarinya hal itu dapat membawanya kepada kekufuran. Ungkapan-ungkapan tersebut antara lain :

Dewi fortuna belum berpihak
Terkadang kita mendengar seseorang mengatakan hal demikian bila mendapat suatu kekalahan atau kegagalan. Hal ini jelas merupakan suatu kesyirikan. Menang atau kalahnya seseorang tidak bergantung pada dewi Fortuna, tapi Allahlah yang telah menentukan semua kejadian yang berlaku.
Dan Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepada engkau, maka tidak ada seorangpun yang mampu melepaskannya kecuali Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia maha kuasa atas segala Sesuatu (Al An’am :17)


Sembah sujud ananda
Terkadang dalam surat menyurat antara anak dengan orang tua, pada salam penutup terdapat ungkapan seperti ini. Sujud adalah aktivitas yang hanya boleh dilakukan seorang hamba kepada Rabbnya

Tempat peristirahatan yang terakhir
Jika ada seseorang yang meninggal dunia, terkadang kita mendengar orang-orang mengatakan bahwa si mayit telah pergi ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Padahal sebagai seorang muslim kita mengetahui kuburan bukan merupakan tempat terakhir bagi manusia, masih ada perjalanan panjang yang harus dilalui seorang manusia sebelum akhirnya memasuki Jannah Allah atau Neraka Allah. Apakah seseorang yang mengatakan ungkapan tersebut tidak percaya kepada Jannah Allah ataupun Neraka Allah? Sehingga mereka berani mengatakan kuburan sebagai tempat peristirahatan yang terakhir?

Jika mengetahui hal ini, si Fulan/Fulanah akan tersenyum dari surga
Jika ada kerabat fulan/fulanah yang berbuat baik kadang orang-orang akan mengatakan kalimat tersebut, seakan-akan memastikan fulan/fulanah telah masuk ke dalam Jannah, padahal tak ada satu nash pun yang mengatakan demikian

Apakah anda setuju dengan poligami ?
Tak jarang kita mendapatkan polling tentang hal tersebut. Hukum Allah bukan untuk dijadikan polling, sebagai hamba kita harus menerima hukum-hukum yang telah ditetapkan. Lain halnya jika pertanyaannya “mampukah anda berpoligami ? atau maukah anda berpoligami ?” Hal itu bisa dikembalikan kepada pribadi masing-masing.

(Ilmu di pagi hari dari “acara permai baru radio telstar” )
posted by Husnul Khotimah at 9:11 AM

2 Comments:

Assalamu'alaikum.

Itulah yang sekarang ini sudah menjadi hal yg 'biasa'. Padahal kalau di teliti lebih jauh, sepertinya kita lebih tahu dari Allah...betul nggak?!.
Padahal kita hanya manusia biasa, hambaNya, yang seharusnya tunduk dan menerima segala ketentuanNya.
Wassalamu'alaikum

January 10, 2007 at 11:32 AM  

Wah, aku kemaren dah bikin polling itu. Tapi pertanyaannya agak berbeda, "Apakah anda setuju, jika bapak, atau saudara anda poligami?"
Aku polingnya cuma buat menarik minat pembaca buletin SKI(Rohis) doank sih. ;( Gak tau ini boleh apa gak.

March 12, 2007 at 11:42 AM  

Post a Comment

<< Home